Wine - Publik di Indonesia selama ini lebih melihat Swiss sebagai pusat layanan perbankan yang prestisius, pegunungannya yang indah, dan cokelat yang menggiurkan. Negara di jantung bagian barat Eropa ini ternyata juga dikenal sebagai produsen arak anggur (wine) yang terkemuka.
Wine asal Swiss memang kalah pamor dari Prancis, yang populer dengan julukan "Negeri Anggur." Namun kualitas arak anggur asal Negeri Alpen itu tidak kalah prestisius dengan yang buatan Prancis.
Pembuktian itu berlangsung dalam suatu jamuan mencicipi arak anggur (wine tasting) di Jakarta, Kamis 25 Maret 2010. Bertempat di Restoran "Marche," Kedutaan Besar Swiss ingin membuktikan kepada publik bahwa wine buatan mereka juga berkualitas tinggi.
Menurut Duta Besar Swiss, Heinz Walker-Nederkoorn, wine buatan negaranya telah populer di manca negara dan itu coba dipopulerkan bagi kalangan penggemar wine di Indonesia. Maka, Kedubes Swiss mengundang seorang pakar wine dari negeri mereka, Bernard Bovy.
Bovy adalah ketua Yayasan Lavaux, nama suatu daerah yang dikenal sebagai produsen anggur terkemuka di Swiss. "Lavaux merupakan suatu wilayah yang dikenal sebagai kawasan perkebunan anggur. Memiliki luas sekitar 800 hektar, Lavaux mulai ditanami anggur oleh para biarawan setempat pada abad ke-11. Sejak saat itu wilayah ini mengandalkan anggur sebagai sumber pendapatan," kata Bovy.
Pemerintah Swiss melindungi Lavaux - yang terdiri dari 14 desa dan kota kecil - khusus sebagai wilayah perkebunan anggur dan lahannya tidak boleh dialihfungsikan untuk pembangunan properti.
"Lavaux sejak 2007 mendapat perlindungan dari PBB dan dinyatakan sebagai Situs Warisan Bersejarah versi UNESCO [Badan PBB urusan Kebudayaan]," kata Bovy saat memberikan penjelasan dalam Bahasa Prancis yang selanjutnya diterjemahkan ke Bahasa Inggris.
Ke Jakarta, Bovy memperkenalkan lima jenis wine produksi Lavaux. Tiga adalah arak anggur putih jenis Epesses, St-Saphorin Vielles Vignes, dan Dezaley Grand Cru. Sedangkan dua wine lainnya adalah anggur merah (red wine) - masing-masing jenis Les Adrets St-Saphorin dan Pinot Noir St-Saphorin.
VIVAnews diberi kesempatan untuk mencicipi kelima jenis wine asal Swiss itu. Secara keseluruhan, arak-arak tersebut memiliki kualitas yang tinggi, terbukti dengan aroma yang kuat walau hanya dituang sedikit ke dalam gelas khusus dan memiliki rasa yang tidak terlalu asam.
Menurut Bovy, kalangan awam pasti menilai bahwa arak-arak itu tidak memiliki rasa yang berbeda. "Tapi para penikmat wine yang sejati bisa membedakan aroma dan rasa wine, mana yang punya kualitas unik dan mana yang biasa saja," kata Bovy.
Dia memberi contoh dua tipe wine merah yang berbeda. "Les Adrets St-Saphorin dan Pinot Noir St-Saphorin memiliki aroma dan rasa yang khas. Tipe yang disebut terakhir memiliki aroma yang lebih kuat dan beraroma buah beri," kata Bovy.
Sumber : VivaNews.com
Lihat juga:
Dim Sum
Sushi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar